Defenisi Engineering
Engineering adalah sebuah profesi dimana didalamnya pengetahuan matematika dan ilmu alam yang diperoleh melalui pendidikan, pengalaman dan praktek diaplikasikan dengan semestinya untuk menentukan cara – cara yang ekonomis dalam memanfaatkan bahan – bahan dan kemampuan alam.
Department Engineering ada beberapa bagian, yaitu :
- Preventive Maintenance
- Corrective Maintenance
- Utilities dan Mekanik
- Workshop
- Project
Preventive Maintenance bertanggung jawab atas kelancaran mesin produksi yang dilaksanakan secara periodic dengan melakukan preventice maintenance dengan rutin (secara scheduling) yang dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali.
Corrective Maintenance yaitu bagian maintenance yang menangani trouble shoating pada mesin proses produksi yang bekerja secara shift mengikuti daripada proses produksi.
Utility dan Mekanik yaitu bertanggungjawab pada seluruh mesin – mesin atau mesin untuk proses produksi, seperti :
- Alat berat (Wheel Loader, Forklift)
- Compressor
- Dan lain – lain.
Workshop yaitu bagian yang bertanggung jawab atas pembuatan alat/mesin yang diperlukan untuk menunjang proses produksi.
Project yaitu yang bertanggung jawab pada pekerjaan/seluruh aktifitas dalam rangka ekspansi suatu mesin atau penambahan system proses produksi.
Defenisi Maintenance
Maintenance mencakup semua tindakan (baik teknis maupun administrasi) untuk menjaga agar produk atau system berada pada kondisi yang baik.
Maintenance dibagi 3 sytem, yaitu :
- Corrective Maintenance
- Preventive Maintenance
- Improvement Maintenance.
Corrective Maintenance
Termasuk kedalam jenis ini adalah semua tindakan maintenance untuk mengembalikan mesin/peralatan yang rusak kekondisi operasi yang ditentukan dan berusaha sedapat mungkin mencegah terulangnya kerusakan serupa.
Corrective Maintenance dibagi atas dua kelompok, yaitu :
- Planned Corrective Maintenance, dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan peralatan yang harus diperbaiki, sehingga dapat sejak awal dan mampu dikontrol
- Unplannned Corrective Maintenance, dilakukan apabila mesin/peralatan telah benar – benar mati atau dalam keadaan darurat, sehingga aktivitas ini selalu segera (urgent) dan sulit untuk dikendalikan yang mengakibatkan ongkos yang tinggi.
Preventive Maintenance
Mencegah terjadinya kerusakan mesin selama pemakaian, dimana kerusakan ini biasanya terjadi tanpa memberi tanda – tanda sebelumnya hingga mesin terpaksa berhenti secara tiba – tiba.
Preventive Maintenance dibagi atas dua kelompok, yaitu :
- Direct PM adalah pekerjaan preventive maintenance yang memberikan efek kepada kondisi peralatan secara langsung.
- Pembersihan, lubrikasi, penggantian suku cadang secara rutin.
- Aktivitas ini diukur dengan satuan waktu, jarak dsb, sering disebut Fixed Time Maintenance.
- Indirect PM, merupakan tindakan yang tidak mengakibatkan efek ecara langsung dari kondisi peralatan. Kegiatan ini seperti mendeteksi kerusakan dan monitoring, ini sering disebut dengan Condition Based Maintenance.
Sasaran Preventive maintenance :
1. MENCEGAH terjadinya kerusakan
2. MENDETEKSI Kerusakan yang terjadi
3. MENEMUKAN kerusakan yang tersembunyi
Improyement Maintenance
Memodifikasi beberapa komponen dari suatu peralatan dengan tujuan :
- Memperpanjang umur komponen mesin
- Meningkatkan nilai teknologi.
- Komponen sudah absolute
Prosedure pemeliharaan untuk menyusun Strategi pemeliharaan
- Operated To Breakdown (OTBD)
- Fix Time Maintenance (FTM)
- Condition Based Maintenance (CBM)
- Design Out Maintenance (DOM)
- Life Time Extension (LTE)
- Redudancy (RED)
Operated To Breakdown
- Peralatan diberhentikan hingga berhenti karena rusak (breakdown)
- Perawatan dilakukan dengan Unplanned Corrective Maintenance)
- Coast of Downtime sangat tinggi.
- Kadangkala prosedur maintenance ini terpaksa dilakukan karena alas an teknis atau ekonomis pada peralatan tertentu saja.
Fix Time Maintenance
- Mesin/peralatan harus diberhentikan sesuai jadwal untuk kegiatan maintenance, tanpa mempedulikan jadwal produksi.
- Jadwal pemeliharaan ditentukan berdasarkan lifetime dari komponen lifetime ini dapat diperkirakan dan diramalkan sebelumnya.
- FTM merupakan dasar dari preventive maintenance.
- Hasil FTM ini masih belum memuaskan karena :
1. Ada kemungkinan part diganti terlalu dini sehingga memerlukan biaya yang sebenarnya belum perlu.
2. Ada kemungkinan part terlebih dahulu rusak (breakdown) sehingga menimbulkan downtime coast tinggi.
Condition Based Maintenance
- Prosedur ini dianggap sebagai Just in time-nya maintenance
- Langkah – langkah yang dilakukan :
1. Menentukan kerusakan dini, sebelum kerusakan yang lebih parah.
2. Merencanakan jadwal perbaikan, sehingga dapat dikompromikan dengan pihak terkait.
3. Melakukan perbaikan yaitu : Planned corrective Maintenance.
Design Out Maintenance
- Prosedur ini diambil dengan tujuan menghilangkan kejadian kerusakan berulang – ulang.
- Kerusakan seharusnya tidak terjadi lagi.
- Kegiatan ini seharusnya sudah diantisipasi sejak awal pada tahapan ide, tahap spesifikasi dan tahap perencanaan alat.
Kebijakan Maintenance
- Bertujuan kepada efisiensi dan efektifitas kerja.
- Kebijakan tradisional :
1. Reactive maintenance
2. Bertinadak apabila mesin telah mengalami kerusakan.
3. Kerusakan dapat terjadi berulang pada kasus yang sama
4. Fire fighting atau Fire Brigade
- Kebijakan Modern
1. Proactive Maintenance
2. Melakukan perencanaan pemeliharaan dan perbaikan sebeblum rusak atau tidak dapat melakukan fungsinya.
Keuntungan Maintenance terjadwal
- Mengurangi downtime
- Mengurangi breakdown maintenance
- Meningkatkan efisiensi mesin
- Memperpanjang umur mesin
- Mengurangi jumlah mesin untuk standby
- Mengurangi jumlah persediaan suku cadang.
- Penjadwalan tenaga kerja antara tenaga kerja secara lebih seimbang mengurangi jam lembur
- Dapat menstandartkan prosedur kerja, biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan.
- Meningkatkan produksi
- Menghemat biaya maintenance
- Meningkatkan mutu produksi, dll
Kerugian Maintenance terjadwal
- Biaya awal pembentukan preventive maintenance tinggi
- Mesin/komponen lebih sering diperiksa dn dipegang kalau salah pegang maka justru dapat menimbulkan kerusakan. Pemakaian suku cadang ternyata lebih banyak, karena komponen yang kondisinya menurun tidak ditunggu sampai rusak, tetapi sudah diganti sebelum rusak.
- Pemaikaian suku cadang baru yang lebih banyak.
Memulai Program Preventive Maintenance
- Menetapkan unit – unit kritis (jumlah downtome, biaya – biaya produksi yang hilang, masalah – masalah kualitas).
- Mengklasifikasikan peralatan kedalam type – type komponen :
- Hidraulic system, electrical system, mechanical system dsb
- Mengembangkan/membuat prosedur preventive maintenance (SOP), informasi ini kita peroleh dari :
1. Pabrikan (Manual book)
2. Riwayat Hidup Mesin (Historical Card Machine)
3. Operator, Supervisor (Pengalaman)
4. Perusahaan lain yang mempunyai mesin yang sejenis.
- Mengembangkan/membuat suatu rencana kerja (detail) untuk setiap procedure preventive maintenance meliputi :
1. Kebutuhan SDM
2. Kebutuhan level skill SDM
3. Kebutuhan peralatan kerja.
4. Kebutuhan spare part
5. Perintah kerja (detail)
- Menentukan jangka waktu penyelesaian setiap preventive maintenance meliputi :
1. Waktu untuk menyediakan spare part.
2. Waktu untuk menyediakan peralatan kerja
3. Waktu untuk sampai ditempat kerja
4. Waktu pembersihan area kerja
5. Waktu perkiaraan penyelesaian pekerjaan
6. Waktu actual penyelesaian pekerjaan
- Membuat schedule preventive maintenance tahunan, bulanan, harian
Implementasi Maintenance (PM)
- Prosedur perencanaan pemeliharaan
- Klasifikasi jenis pemeliharaan
- Jenis kegiatan pemeliharaan PM diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Inspeksi (Inspection – I)
2. Reperasi kecil (small reperasi – S)
3. Reperasi Medium (Medium Reperasi – M)
4. Bongkar total (Overhaul – O)
- Pembersihan
- Pelumasan
- Trouble repair
Senin, 07 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar