Jumat, 22 Januari 2010

TEORI DASAR OLI

GESEKAN :
Dalam sebuah situasi dimana dua permukaan meluncur satu sama lain pada kecepatan menengah hingga kecepatan tinggi, luncuran antara dua permukaan menciptakan gesekan. Gesekan diterjemahkan sebagai getaran yang disebabkan sebuah permukaan terhadap permukaan lainnya, dan hal ini menyebabkan keausan dan panas.

MENGURANGI GESEKAN
Cara paling mudah untuk mengurangi gesekan adalah dengan menggunakan material yang didesain sedemikian rupa untuk mengurangi getaran, sementara pada saat yang sama pelicinan yang cukup untuk mengurangi interaksi antar permukaan dengan melakukan dua hal : memberikan ruang kosong antara bagian, dan memungkinkan untuk menggelinding atau meluncur sendiri, sehingga dua pemukaan tersebut tidak pernah secara langsung bersentuhan.
Banyak cairan dan serbuk yang dapat mengisi kebutuhan ini secara umum, dari serbuk grafit hingga oli mineral, dari molypolydisulfide ( anti-seize ) hingga grease.

MESIN BENSIN
Sebuah mesin berbahan bakar bensin ( seperti mobil dan truk ) memiliki permukaan yang sangat sempit dan bergerak luar biasa cepat satu sama lain. Ditambah dengan permukaan yang bergesekan, dan pelumas digunakan pada permukaan yang bergesekan tersebut untuk mengurangi perbedaan rentang panas ( dari suhu di bawah titik beku pada cuaca tertentu sebelum mesin dinyalakan hingga 20000F di seluruh dinding silinder selama detonasi pada mesin yang setelannya buruk. Pelumas juga mengandung berbagai kontaminan kimia ( termasuk Sulfuric Acids, Molekul Carbon, Asap Bensin, dll ). Sebuah jawaban yang jelas, untuk hasil paling efektif pada kondisi mesin seperti ini adalah oli mesin, dan banyak tipe oli mesin yang berbeda – beda hadir untuk memenuhi kebutuhan.

MESIN MOTOR ITU SPESIAL
Pada kebanyakan mesin motor, dimana permukaan mesin yang secara umum bergerak jauh lebih cepat dibandingkan dengan permukaan mesin mobil atau truk, biasanya dua sampai sepuluh kali lipat, bergantung pada rentang RPM, panjang langkah, kecepatan langkah ( Kecepatan piston ), dll. Sebagai tambahan, kebanyak motor modern memiliki kopling basah, yang berarti plat kopling juga berada dalam oli yang digunakan mesin untuk melumasi. Kebanyakan juga transmisi berbagi oli yang sama ini. Berdasarkan fakta masih ada beberapa motor yang menggunakan pendingin oli – udara ( hal ini menyebabkan oli menjadi 1,5 sampai 3 kali lebih panas dibandingkan mesin berpendingin air ( radiator )). Ini empat perbedaan ( kecepatan, bukaan kopling, bukaan transmisi dan temperature oli yang menjadi landasan bagi dasar perbedaan formulasi oli motor dan oli mobil.
Sebagai contoh : Mobil 1 V-Twin 20W-50 mengandung 25% lebih banyak aditif anti-wear dan aditif anti-oksidasi daripada oli mobil tradisional Mobil 1 yang sepadan.

Oli : Teori Menengah

FORMULASI OLI MESIN
Setiap manufaktur pembuat oli mesin, melakukan pengontrolan terhadap proses manufaktur untuk menjamin output produk sesuai dengan standard kualitas, mulai dari spesifik rentang bobot sampai spesifik viskositas dan aditif. Proses ini disebut formulasi.

VISKOSITAS “Viscosity” ( Bobot Oli ) :
Semua oli mesin diranking berdasarkan viskositas, yang bermakna seberapa baik oli mengalir pada suhu tertentu ( pada 400C, dan pada 1000C, adalah standard ukuran temperature yang digunakan ). Semakin tinggi nilai viskositas, semakin kental oli, dan semakin lambat oli tersebut mengalir melalui celah – celah pada mesin. Dan semakin tinggi viskositas, maka semakin baik oli mengurangi gesekan ketika kondisi oli panas.

MULTI-VISKOSITAS “MULTI-WEIGHT (multi-viscosity)” OLI :
Sebuah oli dengan spesifikasi “multi-weight” berlaku seperti oli yang memiliki dua viskositas yang berbeda, bergantung pada temperature. Tes temperatur rendah berlaku pada suhu 400C, ini di indikasikan sebagai nomor pertama pada kemasan oli, dan tes temperature tinggi pada suhu 1000C, ini di indikasikan sebagai nomer kedua pada kemasan oli. Oli multi-weight memungkinkan untuk dibuat degan menambahkan rantai panjang polymer pada oli ( ini kerjaan orang ahli kimia, jangan nanya soal ini ye… ), yang mana akan menggulung pada suhu dingin, tetapi akan lurus ketika panas, dan hal tersebut merubah karakteristik oli.
Contoh :
pada oli 10w40 akan mengalir seperti oli dengan bobot 10 ( 10w) pada suhu 400C ( cukup encer ), tetapi tidak akan lebih encer dari oli dengan bobot 40 ( 40w) ketika berada pada suhu 1000C.
Contoh kedua, sebuah oli dengan spesifikasi 10w60, akan mengalir seperti oli dengan bobot 10 ( 10w) pada suhu 400C ( cukup encer ), tetapi tidak akan lebih encer dari oli dengan bobot 60 ( 60w) ketika berada pada suhu 1000C. Dan kebanyakan mesin motor tidak dapat menggunakan oli 60w ( walaupun jika oli akan menjadi encer saat oli semakin panas ) tanpa memaksakan
jalur- jalur pada mesin motor yang terlalu rapat untuk aliran oli. Jadi pada mesin motor celah pada mesin terlalu rapat untuk menggunakan oli denagn spesifikasi 60w sehingga aliran oli tidak akan lancer.

SPESIFIKASI OLI BERDASARKAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR MESIN
Semakin kental oli, semakin baik ia menahan getaran, tetapi pada saat yang sama oli akan terlalu kental pada suhu dingin atau terlalu encer terutama pada saat panas untuk system pompa oli pada mesin agar aliran oli berjalan efektif. Oli terlalu kental ( mengandung rantai polymer yang terlalu panjang, seperti oli 10w60) akan terlalu memaksa pada celah yang sempit pada mesin seperti antara piston dan ring piston. Ini akan menyebabkan pelumasan tidak merata pada semua komponen pada mesin motor.
Setiap perusahaan pembuat mesin selalu memberikan rekomendasi spesifikasi oli yang baik untuk digunakan pada mesin buatan mereka. Yaitu oli yang cukup seimbang dalam menahan gesekan sesuai dengan kemampuan pompa oli untuk memompa oli pada saat oli berada pada suhu dingin maupun pada saat suhu panas, dan akan mencapai semua bagian komponen dengan baik sepanjang waktu. Sejak oli mesin memiliki kemampuan untuk tidak pernah menjadi lebih dingin dibandingkan suhu lingkungan disekitar mesin, perusahaan mesin seringkali memberikan spesifikasi oli mesin dengan bobot dan viskositas yang berbeda berdasarkan suhu lingkungan dimana mesin dioperasikan dan disimpan.

OLI MAGNETIK/LENGKET
Beberapa pembuat oli menggembar-gemborkan bahwa oli buatan mereka adalah oli yang bersifat magnetic/lengket yang menyebabkan lapisan film pada bagian logam mesin walaupun mesin dalam keadaan mati ( untuk menyediakan perlindungan pada saat mesin dihidupkan pertama kali ). Sebenarnya semua oli motor memiliki kemampuan untuk lengket pada logam ( belum pernah ditemukan yang tidak bisa ), dan hal ini titik keistimewaan dari bahan dasar oli yang memiliki spesifikasi tertentu. Jangan pedulikan itu, semua oli motor merk terkenal yang sesuai dengan spesifikasi mesin motormu akan memiliki kemampuan yang sama untuk lengket pada logam dengan oli dengan merk nggak jelas, sejak mereka pada umumnya membuat oli dari satu atau lebih bahan dasr oli yang sama. Pesan – pesan oli yang lengket meninggalkan lapisan film hanyalah trik-trik marketing.

DINO ( mineral ) VS SEMI SINTETIK VS FULL SINTETIK
Perusahaan minyak secara umum menambang minyak mentah dan mengubahnya menjadi bermacam produk, termasuk oli mesin. Kita sebut oli yang diproduksi ini kedepannya sebagai oli Dino ( oli dinosaurus, walaupun sebenarnya tu minyak lebih tepatnya berasal dari material tumbuhan, kebanyakan tumbuhan bersel satu ). Oli Dino mengandung berapa kotoran ( kebanyakan telah disaring ), juga mengandung panjang hidrokarbon bervariasi yang membentuk minyak, termasuk juga ( sayangnya ) paraffin/lilin.

Sintetik dalam tulisan ini kita maknai “tidak tersedia langsung di alam”. Oli mesin sintetik pada umumnya dibuat sebagai kelanjutan proses dari bahan dasar oli dino yang diektrak semua hidrokarbonnya berdasarkan panjang rantai hidrokarbon, dan hasil ekstraksi nya ini dibuatlah oli sintetik. Kadang – kadang reaksi kimia atau proses elektro mekanikal digunkan untuk mengutak – ngatik rantai hidrokarbon yang kurang baik yang berguna untuk memotong atau mengkombinasikan sehingga ditemukan formulasi rantai hidrokarbon yang diinginkan. Proses ini juga digunakan untuk memisahkan kotoran yang tidak diingikan dari bahan dasar. Jadi, oli full sintetik komposisinya selalu seragam. Keuntungannya adalah setiap molekul akan bertindak seperti yang seharusnya, juga menyediakan pelumasan yang diinginkan.

Selain melalui proses pembuatan oli full sintetik juga dapat dilakukan di laboratorium, dengan cara membangun panjang rantai hidrokarbon sendiri. Hasil sintesis hidrokarbon akan menghasilkan bahan murni ( bebas kotoran termasuk paraffin ). Semakin lama proses, semakin kita mendapatkan hasil yang identik ( panjang hidrokarbon yang seragam, bebas kotoran dan tidak ada kandungan paraffin ), setiap perusahaan menggunakan metode yang pada dasarnya sama. Pertanyaannya bagi perusahaan adalah yang mana yang lebih efektif secara biaya untuk memisahkan kotoran dan paraffin dan memisahkan rantai hidrokarbon berdasarkan panjang yang diinginkan atau dengan membuatnya di laboratotium. Setiap jalan, tidak tertulis dalam kemasan, maka kta tidak mungkin tahu sebelum menggunkan produk oli tersebut. ( Kadang – kadang kita akan berkata pada saat menggunakan sebuah produk oli berdasarkan adanya kerak, ini berarti oli mengandung paraffin, ini juga berarti oli tersebut adalah oli dino ( mineral ) bukan sintetik dari laboratorium.

Oli mesin semi sintetik ( campuran ) adalah kombinasi dari dua tipe oli ( oli dino dan sintetik), ini dibuat untuk tujuan efektivitas biaya. Oli semi sintetik memiliki keuntungan lebih dari sisi biaya produksi dibandingkan harus membuat oli full sintetik.

Apakah oli sintetik menyebabkan kebocoran pada mesin tua?

Kebanyakan oli sintetik memiliki kandungan deterjen yang sangat tinggi dan sedikit bahkan tidak ada kandungan paraffin. Kombinasi ini dapat menyebabkan kerak paraffin yang ada akan tercuci bersih, hal ini menyebabkan terbukanya celah pada seal yang rusak yang sebelumnya tertutup oleh deposit kerak. Jadi, oli sintetik tidak tidak menyebabkan kebocoran pada mesin, kebocoran tampaknya pada saat baru mengganti oli menjadi oli sintetik. Realitas sebenarnya kebocoran telah ada sebelum oli menggunkan oli sintetik, dan perawatan oli yang buruk adalah sebabnya.

Catatan : kembali ke oli dino/mineral tidak akan memperbaiki kebocoran.
Cara terbaik adalah turun mesin bro, ganti tuh ring piston dan semua yang bocor – bocor. ( klo otak bocor, ya pasrah aja …. Udah nasib )

Apakah Semua Sintetik Sama ?
Sayangnya, oli mesin semi sintetik boleh diberi label sintetik berdasrkan hukum perdagangan Amerika Serikat dan aturan pengadilan, ini berarti sulit untuk mengetahui yang mana yang benar full sintetik atau yang hanya semi sintetik. Ini tidak terjadi di Eropa, dimana label sintetik hanya boleh diberikan pada produk oli yang benar – benar diciptakan di laboratorium. Tetapi formula oli untuk pasar Eropa normalnya berbeda dengan formula untuk pasar oli Amerika Serikat ( contoh : Castrol GPS, berbeda formulanya untuk Amerika Serikat, Eropa dan Australia )
Sekarang di Indonesia gimana ? ada yang tau gak ?

PETUNJUK RATING OLI API ( American Petroleum Institute )
American Petroleum Institute menciptakan standard untuk memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan oli. Ijin oli dari berbagai perusahaan yang berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard bobot viskositas. Juga ijin oli dari berbagai perusahaan berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard formulasi isi kandungan oli ( terutama untuk meyakinkan isi kandungan oli sesuai dengan aturan system control polusi yang dikeluarkan pemerintah, seperti katalitik converter ), tetapi standard ini lebih mengacu pada oli untuk mesin mobil daripada untuk mesin motor.

Apakah SL atau SM lebih baik daripada SF/SG untuk sepeda motor ?
Standar API dipengaruhi oleh mandat pemerintah ( seperti control terhadap polusi ), jadi oli yang memnuhi standard rating lebih baru/tinggi bukan berarti performanya lebih baik ( atau bahkan sama ) dengan oli dengan rating yang lebih tua, ini bergantung pada tipe mesin motor anda. Standar API dibuat untuk mesin mobil, bukan mesin motor.

KELAS RANKING API ( PENJELASAN YANG DAPAT DIAPLIKASIKAN UNTUK SEPEDA MOTOR )

SA sampai SE
( OBSOLETE )=> yang ini udah usang bro, katanya udah gak ada lagi di pasaran ”ini kata orang bule”. Jangan digunakan untuk sepeda motor.

SF & SG
Secara teknik usang, tetapi masih banyak digunakan untuk oli sepeda motor.
Masih banyak oli sepeda motor yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam ranking SF/SG ( seperti yang ditawarkan Castrol, Mobil, Topone, dll ) dan banyak juga sepeda motor yang menggunakan spesifikasi oli ranking ini, seperti Yamaha Vega ( Yamalube 4 API Service SF, SAE 20w-40 ). Masih banyak oli jenis ini yang dijual dipasaran termasuk oli sepeda motor yang memenuhi standard spesifikasi JASO MA. Jika kamu tidak dapat menemukan oli SF/SG, gunakan oli dengan spesifikasi SH atau SH + SJ, jangan gunakan API SJ, SL atau SM.

SH
Secara teknik usang. Oli dengan spesifikasi ini digunakan oleh beberapa pabrikan sepeda motor, dan masih banyak oli di pasaran dengan spesifikasi ini. Jangan gunakan oli spesifikasi ini jika sepeda motor anda direkomendasikan untuk menggunakan ranking API SJ/ SL / SM.

SJ
secara teknik usang. Untuk mesin mobil tahun 2001 dan yang lebih tua. Sebuah oli mesin “konservasi energi” ( baik untuk mobil keluaran baru tapi tidak untuk kebanyakan sepeda motor ).
Catatan : Ini adalah standard untuk pengurangan kandungan phosphor pada oli mesin, dan pengurangan tidak diperlukan untuk kebanyakan mesin sepeda motor. Periksa buku petunjuk manual sepeda motor anda apakah direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan ranking SJ atau tidak, atau hanya API service SF/SG saja, atau ranking SH atau campuran SH + SJ. Jangan gunakan ranking SJ jika secara spesifik tidak tertulis pada buku petunjuk manual sepeda motor.

SL
secara teknik usang. Untuk mesin mobil antara bulan 6/2001 sampai bulan 11/2004. Sebuah oli mesin “konservasi energi” ( baik untuk mobil keluaran baru tapi tidak untuk kebanyakan sepeda motor ).
Catatan : Ini adalah standard untuk pengurangan ZDDP ( zinc dan Phospor ) sebagai kandungan aditif pada oli mesin merupakan pengembangan dari ranking SJ, dan pengurangan tidak diperlukan untuk kebanyakan mesin sepeda motor. Periksa buku petunjuk manual sepeda motor anda apakah direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan ranking SJ atau SL sebelum menggunkan oli dengan ranking SL. Jangan gunakan ranking API SJ atau API SL jika secara spesifik tidak tertulis pada buku petunjuk manual sepeda motor.

SM
Baru. Untuk semua mesin mobil bulan 12/2004 dan yang terbaru.
( dirilis pada 20 November 2004 )
Sebuah oli mesin “konservasi energi” ( baik untuk mobil keluaran baru tapi tidak untuk kebanyakan sepeda motor ). API meningkatkan standarnya untuk anti-foaming, level deterjen, dan meningkatakan performa pada temperature rendah, dan menurunkan kandungan ZDPP nya lagi. API SM sekarang menggantikan API SJ dan API SL, tetapi ranking oli SM masih tidak cocok untuk kebanyakan mesin sepeda motor ( seperti SJ dan SL ), sebenarnya terutama pada setiap mesin motor berpendingin udara, berpendingin oli dan berpendingin udara – oli dan semua mesin motor yang di design sebelum 2001. Periksa buku petunjuk manual sepeda motor anda apakah direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan ranking SJ/SL/SM sebelum menggunkan oli dengan ranking SM. Jangan gunakan ranking API SJ/SL/SM jika secara spesifik tidak tertulis pada buku petunjuk manual sepeda motor.

Penjelasan dari API
Performa oli yang lebih tinggi seperti oli dengan API SJ sampai SM akan mengandung perubahan dalam level gesekan. Ketika gesekan berkurang akan meningkatkan efisiensi bahan bakar, ini tidak kompatibel dengan kopling basah yang dianut oleh motor. Pengurngan gesekan akan menyebabkan kopling basah selip. Maka benar apabila pabrikan motor merekomendasikan hanya oli mesin dengan kategori API SF atau SG.
API merekomendasikan untuk selalu mengikuti rekomendasi pabrikan pembuat sepeda motor. Gunakan API SJ/SL dan SM hanya ika pabrikan sepeda motor merekomendasikannya untuk digunkan pada mesin speda motor buatannya.

RANKING OLI JASO
Tidak seperti API, dimana merupakan institusi spesifik perminyakan, JASO adalah konsorsium dari mayoritas perusahaan kendaraan di Jepang. JASO berdiri untuk Organisasi Manufaktur Kendaraan Jepang. JASO meranking oli untuk kompatibilitas dengan produk mereka ( motr dan mobil ), dan semua mayoritas manufaktur kendaraan Jepang ( Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki ) menspesifikasikan sebuah JASO standard untuk kompatibilitas dengan oli sepeda motor empat tak mereka dimulai pada tahun 1998. Kebanyakan motor non Jepang ( Aprilia, BMW, Ducati, Triumph, dll ) juga menspesifikasikan standard JASO untuk digunkaan pada mesin motor mereka.
JASO hanya punya dua standard untuk mesin 4-tak sampai saat ini : JASO MA ( oli untuk gesekan yang lebih tinggi ) dan JASO MB ( oli untuk gesekan rendah ). Spesifikasi JASO termasuk kebutuhan viskositas HTHS (akan dijelaskan lebih lanjut nanti), kandungan debu sulfat dan sejumlah karakteristik penting lainnya yang tidak terdapat pada spesifikasi API .

API atau JASO?
Jika pabrikan sepeda motor kamu menspesifikasikan keduanya, ranking API ( seperti SF ) dan ranking JASO MA, gunkan oli mesin yang memenuhi kedua standard tersebut ( lihata dalam kemasannya JASO MA API service SF ). Jangan gunakan oli yang hanya memenuhi satu standar saja, jkia yang diminta pabrikan sepeda motor adalah dua standard.
Jika mesin motor kamu dibuat antara tahun 1980 dan 1998, maka tidak akan meminta spesifikasi JASO MA, tetapi akan memberikan keuntungan jika menggunakan oli dengan spesifikasi oli JASO MA.

OLI : Teori Lanjutan

Bermacam istilah dalam penggunaan oli :

SHEAR FORCES : “ Tenaga Gunting “
Oli mesin beroperasi dalam lingkungan yang sangat ekstrem, dengan perubahan besar dalam suhu, derajat kimiawi yang berbeda, dan tenaga mekanik yang berlaku padanya. Salah satu tenaga adalah tenaga gunting, atau tenaga yang merusak molekul asli dari oli secara mekanik. Ketika piston secara tiba-tiba berubah arah dan bergerak, oli yang berada di bawah ring piston mengalami tenaga gunting. Oli juga mendapatkan tenaga gunting ketika oli terjepit pada dua sisi gir yang bergerak satu sama lain. Pada sepeda motor yang menggunakan kopling basah, tenaga gunting juga terjadi ketika kopling digunakan, oli pada permukaan plat kopling terpotong oleh dua permukaan yang menutup satu sama lain. Selain itu juga, molekul oli juga dapat terpecah akibat gelombang tekanan ledakan pembakaran. Akibatnya kualitas oli menurun mengikuti waktu pemakaian mesin.

CHEMICAL EXPOSURE:
Pada sebuah mesin, berbagai macam kondisi yang berbeda dimana terjadi reaksi kimiawi oli mesin dengan yang lain, zat kimia yang tak diinginkan. Yang paling jelas adalah uap bensin pada ruang pembakaran, beberapa dari uap tersebut bergerak pada dinding lapisan oli karena gelombang tekanan detonasi. Sejak bensin diformulasikan dengan berbagai macam zat kimia, seperti sulphur, MTBE, oxygenators, dll, beberapa dari zat kimia tersebut juga mendapatkan “tekanan” kedalam oli pada ujung gelombang pembakaran. Bahan kimia ini bersatu dengan oli yang melindungi piston dan terus menerus terjadi selama mesin berjalan.
Beberapa zat kimia berubah komposisinya karena mendapatkan panas dan tekanan dari ledakan, sehingga bercampur dengan kandungan hidrokarbon pada oli, hasilnya adalah sulphuric acid dari sulphur pada bensin dan bercampur dengan oksigen yang terkandung dalam udara atau oli ( ini akan memutuskan rantai hidrokarbon ). Jadi spesifikasi oli setelah digunakan pun akan berubah karena proses tersebut di atas.

OXIDATION: Oksidasi
Oli mesin dapat terikat dengan oksigen yang terkandung dalam udara, proses ini disebut oksidasi, yang hasilnya pada oli yang kental berubah menjadi endapan yang kental dan lengket ( dan tidak dapat melumasi secara baik atau akan sulit bagi pompa oli untuk memompanya ).
Interaksi oksidasi juga menghilangkan elektron selama proses, seperti pada proses pengelasan. Pada dasarnya ini terjadi pada kandungan paraffin pada oli, oleh karena itu mengapa oli dino ( mineral ) cenderung menciptakan endapan dibanding oli sintetik ( oli sintetik hanya memiliki sedikit sekali bahkan tidak sama sekali memiliki kandungan paraffin )
Proses oksidasi juga terakselerasi dengan baik karena peningkatan suhu ( karena suhu tinggi membantu memfasilitasi oksidasi oli ). Endapan yang terjadi akan membantu penurunan viskositas ( diterangkan pada bagian berikutnya ), pada kenyataannya endapan oli menutupi logam dan menurunkan pelumasan oli pada lapisan logam yang sesungguhnya serta endapan tersebut menghalangi aliran oli.
Jadi akibat proses oksidasi ini kualitas oli dilihat dari viskositasnya akan menurun serta endapan ( kerak ) yang dihasilkan menutup aliran oli yang seharusnya mengalir pada seluruh bagian mesin.

VISCOSITY BREAKDOWN: Kerusakan viskositas
Pada bahasan sebelumya kita telah menbahas semakin tinggi viskositas bahan dasar oli, semakain baik oli melawan gesekan. Kerusakan viskositas adalah kondisi dimana rantai hidrokarbon pada oli terpecah, sehingga menurunkan kemampuan oli untuk menahan gesekan. Jika kerusakan viskositas terjadi terlalu jauh, maka simpelnya oli tidak akan dapat melindungi gesekan permukaan mesin lagi ( bayangkan gesekan logam dengan logam ). Kerusakan viskositas adalah salah satu dari tiga alasan utama mengapa kita harus mengganti oli mesin kendaraan kita. ( dua alasan lainnya adalah menyingkirkan partikel atau kontaminan yang mungkin disebabkan oleh gesekan permukaan, dan oksidasi ( endapan ) ).
Kerusakan viskositas disebabkan oleh tenaga gunting ( shear force ), tekanan kimiawi ( chemical exposure ) serta tekanan suhu. Sebagai perbandingan pada mesin mobil, mesin motor bergerak lebih cepat dibandingkan mesin mobil maka kerusakan viskositas lebih cepat terjadi. Dan tekanan suhu sebagai salah satu penyebab kerusakan viskositas lebih banyak terjadi pada mesin motor berpendingin udara dan oli dibandingkan motor berpendingin air ( dan lebih jauh lagi apabila dibandingkan dengan mesin mobil ). Jadi oli motor dirancang dengan peningkatan tingkatan kerusakan viskositas ini.

Kemana viskositas hilang ?
Pada oli multi-bobot, kerusakan viskositas menyebabkan nomer kedua menjadi menurun lebih cepat sepanjang waktu dibandingkan pada kondisi awal, karena panjang polimer menurun dengan mudah ( awalnya 10w40 akan menjadi 10w35, lalu menjadi 10w30 sampai pada akhirnya mencapai bobot dasar 10w, efektifnya 10w10 ). Gantilah oli sebelum oli rusak sama sekali.

HTHS VISCOSITY (A BETTER MEASURE):
Walaupun pabrikan oli tidak cenderung berbicara mengenai rating High Temp High Shear ( HTHS ) viskositas mereka, anda dapat bertanya secara langsung pada pabrikan oli. Tes ini untuk melihat seberapa baik oil bertindak pada kecepatan tinggi di bawah tekanan tinggi dan guntingan yang tinggi ketika berjalan pada kondisi suhu tertinggi untuk oli ( 1500C ). Semakin tinggi nilai HTHS, semakin baik kerja oli menjaga mesin dari kerusakan, dan semakin kental batas lapisan oli yang akan terbangun pada sebuah bearing yang berputar. Di lain sisi, semakin rendah nilainya, semakin singkat waktu yang dibutuhkan mesin untuk berputar lebih cepat ( rubah RPM ) karena semakin kecilnya jumlah kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan oli.
Sebagai hasilnya, anda akan menemukan nilai HTHS yang lebih rendah pada oli yang mengijinkan mesin lebih bertenaga/berputar lebih cepat, tapi anda menukar ketahanan mesin untuk kelebihan tenaga ini.
Kebanyakan mesin motor memenuhi batas minimum nilai HTHS sebesar 2,9 ( dibutuhkan untuk standar JASO MA & MB sebagai nilai minimum HTHS ). Seperti semua formulasi viskositas, Nilai HTHS rusak sejalan penggunaan oli dan menurun sepanjang waktu. Sebagai catatan tidak semua nilai HTHS pabrikan oli rusak pada angka yang sama pada kondisi yang sama, bergantung pada formulasi oli, penstabil viskositas yang digunakan, dan penetral asam yang digunakan.

Beberapa Perbandingan nilai HTHS untuk oli yang masih segar :
Castrol R4 (5W40/USA) - 3.9
Castrol GPS (10W40/USA) - 4.1
Castrol GPS (20W50/USA) - 4.6
Amsoil Synthetic Motorcycle 10W40 - 4.2
Amsoil Synthetic Motorcycle 20W50 - 4.9 to 5.0
Mobil 1 MX4T (10w40/USA) - 3.9
Mobil 1 VTwin (20w50/USA) - 4.9
Redline Synthetic 10W40 - 4.7 (NOTE: No JASO-MA rating found)

Catatan : tidak semua oli di atas bila ada di pasaran Indonesia sama nilai HTHS nya karena data di atas berlaku untuk pasaran Amerika Serikat, hal ini terjadi karena bisa saja formula untuk oli yang sama di pasaran Indonesia berbeda.

FLASH POINT:
Semua oli mesin memiliki beberapa temperatur dimana mereka menjadi uap atau secara spontan terbakar, dan lalu rusak menjadi senyawa lain. Untuk kebanyakan mesin motor pada kondisi normal, sepanjang titik ini lebih tinggi daripada suhu mesin pada umumnya dan lebih rendah daripada suhu pembakaran dan busi, ini tidak akan menjadi masalah karena flash point berada pada suhu 3800F atau 4800F ( dalam kasus tertentu, beban deterjen untuk mencuci bersih lebih penting )
Motor yang menggunakan pendingin udara – oli atau pendingin udara ( tidak menggunakan pendingin air ), pada mesin jenis ini sangat penting untuk menggunakan oli dengan flash point lebih tinggi untuk kesehatan mesin. Selain itu, motor yang mengalami kondisi tekanan thermal yang tinggi, termasuk mesin balap, mesin yang beroperasi di atas temperature 950F, dan yang sering mengalami perjalanan jauh dalam kecepatan tinggi atau terperangkap kemacetan jalan akan membutuhkan dan akan mendapatkan keuntungan dari oli yang memiliki nilai flash point yang lebih tinggi.

Sebagai perbandingan nilai Flash-point pada oli yang masih baru:
Castrol R4 (5W40/USA) - 406°F (208°C)
Castrol ACT/Evo (10W40/USA) - 390°F (199°C)
Castrol GPS (10W40/USA) - 410°F (210°C)
Castrol GPS (20W50/USA) - 414°F (212°C)
Amsoil Synthetic Motorcycle 10W40 - 453°F (230°C)
Amsoil Synthetic Motorcycle 20W50 - 449°F (232°C)
Mobil 1 MX4T (10w40/USA) - 487°F (253°C)
Mobil 1 VTwin (20w50/USA) - 518°F (270°C)

ADDITIVES: Aditif
Pada mayoritas oli mesin ( termasuk oli mesin motor ), mengandung beberapa derajat aditif yang dibuat untuk menolong menurunkan ( utamanya ) kerusakan viskositas, dengan menurunkan atau menghilangkan sebanyak-banyaknya kemungkinan penyebab keruskana viskositas membuat lebih efektif dari sisi biaya perawatan. Aditif yang paling banyak digunakan adalah Zinc, Phosporus, Magnesium, Calcium, Boron.
Selain itu, bermacam zat kimia juga dicampurkan yang bertindak sebagai deterjen, untuk menolong membersihkan kotoran yang berada pada oli juga pada permukaan mesin. Juga untuk tetap menjaga sil oli tetap sehat. Ditambah dengan anti-foaming ( untuk menjaga oli berbusa karena kocokan pada mesin )
Dan juga beberapa pabrikan menambahkan juga graphite, Teflon ( PFTE ), dan molybdenum sebagai anti-wear, TIDAK SATUPUN DARI ( graphite/PFTE/Moly ) DIREKOMENDASIKAN UNTUK MOTOR KOPLING BASAH.

Penjelasan mengenai bermacam aditif oli :

Zinc dan Phosporus, adalah dua aditif anti-wear logam yang utama. Tujuan keduanya adalah untuk menyediakan derajat pelumasan untuk kontak antara logam dengan logam ketika tekanaan oli terlalu rendah ( seperti permukaan bearing saat menstarter mesin ). Kedua zat kimia ini biasanya dikemas secara bersamaan oleh perusahaan aditif untuk pabrikan oli, sebagai zinc dithiophospate ( ZDDP ), dan perusahaan oli mencampur dengan jumlah bermacam – macam pada formula oli mereka yang berbeda-beda.
Bagus untuk mesin, tetapi kandungan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada catalytic converters jika ada pada motor anda.

Catatan pada sepeda motor tersedia pada oli dengan API SF, SG atau SH tidak tersedia pada API SJ dan API SL, pada API SJ dan SL kandungannya ZDDP nya rendah ( dan SJ/SL spesifikasi untuk mobil, tidak dinilai untuk motor oleh API )

Magnesium, Calcium dan Boron, digunakan sebagai anti-korosif, utuk menanggulangi formasi berbagai zat kimia yang dapat merusak viskositas, termasuk asam sulphur. Penetralan asam ini membantu oli tetap efektif sebagai pelumas. Hasilnya lainnya zat kimia ini juga membantu menjaga terbentuknya kerak. Berbagai pabrikan oli mencampur zat kimia ini dalam berbagai jumlah bergantung pada berbagai formulasi oli mereka ( dari nol sampai dalam jumlah besar )

Deterjen, berguna untuk meyakinkan bahwa kotoran tetap berada di dalam oli daripada membentuk kerak pada permukaan logam pada mesin.

Graphite, Molybdenum ( aka “Moly” aka molybdenum disulfide ), ada pada beberapa oli mesin dan berbagai aditif oli aftermarket, dan juga sayangnya pada beberapa oli motor. Zat kimia ini bagus sebagai anti-wear, aditif anti- scuffing ( anti lecet ), tetapi tidak kompatibel dengan motor yang menggunakan kopling basah.

Teflon ( aka poly tetrafluoroethylene or PFTE), secara spesifik tidak diharapkan digunakan untuk mesin berdasar pada keterangan dari pabrikan asli pembuat Teflon ( Dupont ), dan anda diharapkan tidak pernah menggunakan produk mengandung Teflon pada system oli pada semua mesin. 100% tidak kompatibel dengan semua mesin motor yang menggunakan kopling basah.

Apa Sebenarnya Yang Perlu Kamu Tahu( Kesimpulan )

A. Penggantian oli dan filter :
Mengganti oli dan filternya berdasarkan rentang waktu yang direkomendasikan dengan oli yang cocok dengan permintaan pabrikan mesin jauh lebih penting daripada kita mempermasalahkan penggunaan oli dino ( mineral ), full sintetik atau semi sintetik.

Di bawah ini ada beberapa kondisi yang mengharuskan kamu mengganti oli lebih sering dari yang direkomendasikan :

1.Pada sepeda motor terjadi penguapan ketika diparkir ( dalam artian penguapan terjadi di dalam bak mesin )
2.Sepeda motor dioperasikan di lingkungan berdebu ( gurun, bukan jalan aspal )
3.Sepeda motor dioperasikan pada lingkungan yang memiliki kelembaban tinggi ( 85% atau lebih )
4.Sepeda motor dioperasikan pada lingkungan yang memiliki temperature tinggi secara rutin ( di atas 320C )
5.Kamu cenderung menempuh perjalanan jarak dekat ( di bawah 15 mil )
6.Kamu cenderung memaksakan mesin pada kecepatan tinggi ( mentok speedometer )
7.Kamu secara rutin sering terjebak kemacetan, atau melalui jalan bertipe stop – and – go ( cth : banyak lampu merah ) , jalanan kota secara umum ( hal ini meningkatkan kerusakan viskositas oli sampai 50% )
8.Kamu mengendarai sepeda motor tidak rutin ( kurang dari sekali dalam setiap 4 hari )

Kamu harus segera mengganti oli secepatnya, apabila :
1.Sepeda motor over heat atau menunjukkan tanda – tanda over heat.
2.Oli mesin terkontaminasi dengan bensin.

B. Oli Mobil vs Oli Motor :
Oli mobil diformulasi untuk mobil. Oli motor secara spesifik dibuat untuk mesin motor. Sepeda motor menyebabkan peningkatan kerusakan pada viskositas oli, maka oli motor mengandung aditif untuk menanggulangi ini sedangkan oli mobil tidak. Selain itu, oli mobil mengandung aditif yang tidak cocok untuk motor yang berkopling basah, maka gunakanlah selalu oli motor untuk motor anda terutama yang berkopling basah.

C. Penambahan Oli Pada Saat Darurat :
Bila kamu lihat jumlah oli dalam bak oli lebih rendah dari indicator oli yang ada, lalu kamu berada pada sebuah tempat yang tidak terdapat satu took / bengkel yang menjual oli motor, maka jalan terbaik adalah gunakan oli mobil, lalu ganti oli dan filter oli pada saat kamu menggantinya kembali dengan oli motor nantinya ( ingat ini untuk kondisi darurat dan sementara, secepatnya ganti kembali dengan oli mesin motor ).

D. Variasi Bobot Oli atau Viskositas ( kekentalan )
Gunakan bobot yang direkomendasikan oleh pabrikan motor untuk suhu lingkungan dimana kamu berkendara. Walaupun oli kental ( viskositas tinggi ) secara teori akan mengurangi gesekan lebih baik, tapi juga oli terlalu kental akan sulit untuk mengalir ke dalam celah yang sempit pada mesin. Jangan gunakan oli yang lebih encer dari yang direkomendasikan ( spesifikasi 10w40 jangan diganti dengan 5w40 )

E. Kualitas Filter Oli
Tidak semua filter oli dibuat sama untuk jangka waktu lama. Seperti filter oli non original, pastikan selalu gunakan filter oli keluaran pabrikan. Karena speeda motor telah dirancang secara spesifik akan bekerja dengan baik dengan menggunakan filter oli asli pabrikan.

F. ENGINE FLUSHES:
Jika motor anda menggunakan kopling basah, kamu harus melepas perangkat kopling sebelum menggunakan engine flush. Jika menggunakan kopling kering itu tidak menjadi masalah, bahkan direkomendasikan. Jika kamu ingin membersihkan bagian dalam mesin atau endapan kotoran dalam oli kamu. Ganti oli lebih sering dan gunakan oli yang berkualitas baik itu akan menjaga agar tidak perlu menggunakan engine flush.

G. Type Oli Yang Direkomendasikan
Yang terpenting adalah gunakanlah oli mesin yang sesuai spesifikasi yang diminta pabrikan baik nilai maupun bobotnya ( cth : API SF/SG, JASO MA, 20W40 ).
Catatan : API SJ, API SL dan API SM jangan digunakan untuk menggantikan API SH dan yang sebelumnya ( API SF/SG ). Kalau diminta API SH/SF/SG gunakan sesuai rekomendasi, jangan diganti dengan API SJ/SL bahkan SM.

Sebenarnya cara kamu berkendara dan tipe sepeda motor juga berperan penting dalam menentukan jenis oli yang tepat, tapi secara umum untuk kebanyakan motor, sangat direkomendasikan menggunakan oli sesuai spesifikasi yang diminta pabrikan.

Pabrikan Mengganti Spesifikasi Oli nya Tanpa Kita Ketahui
Beberapa pabrikan motor Jepang menjual sendiri oli merk sendiri di seluruh jaringan service mereka. Dalam beberapa kasus, merk oli pabrikan ini telah merubah formula olinya menjadi API SJ dan atau API SL, yang mungkin tidak cocok dengan motor anda ( yang dulunya menggunakan API SH atau API SF/SG ).
Contoh kasus ini terjadi sekarang pada YAMALUBE XPEED, setahu saya XPEED sekarang menggunakan API SJ dan API SL sedangkan Yamaha Vega ’01 saya direkomendasikan menggunakan API SF. Jadi jika membaca penjelasan – penjelasan sebelumnya, sebenarnya YAMALUBE XPEED tidak cocok untuk motor Yamaha lama. ( coba liat rekomendasi pabrikan tipe oli untuk Yamaha New Vega )
Ada yang tau lebih jelas lagi mengenai YAMALUBE XPEED, atau ada yang bisa minta penjelasan dari YMKI mengenai hal ini ?

SUMBER ARTIKEL :
Yamaha Vega Mailing List
www.yamaha-vega.or.id

Cara Memilih Pelumas Yang Baik dan Benar

Pelumas adalah bahan penting bagi kendaraan bermotor. Memilih dan menggunakan pelumas yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor anda, merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan.
Umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain yang tak kalah penting, yakni antara lain sebagai; Pendingin, Pelindung dari Karat, Pembersih dan Penutup Celah pada Dinding Mesin.
Semua Fungsi tersebut adalah sangat erat berkaitan; sebagai Pelumas, Oli akan membuat gesekan antar komponen di dalam mesin bergerak lebih halus, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal. Selain itu Oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat Celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin.
Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli.
Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau relatif Baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi.
Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli.

SPESIFIKASI OLI
Semakin banyaknya pilihan oli saat ini, tidak semestinya membuat bingung.
Ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan Acuan; antara lain, kenali karakter kendaraan anda (spesifikasi mesin serta lingkungan dimana mayoritas anda berkendara (suhu, kelembaban udara, debu, dsbnya.)
Tingkat kekentalan oli yang juga disebut “VISKOSITY-GRADE” adalah ukuran kekentalan dan kemampuan pelumas untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi prioritas terpenting dalam memilih Oli. Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut.
Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.
Mutu dari oli sendiri ditunjukkan oleh kode API (American Petroleum Institute) dengan diikuti oleh tingkatan huruf dibelakangnya. API: SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. Kode huruf kedua mununjukkan nilai mutu oli, semakin mendekati huruf Z mutu oli semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern.
  • SF/SG/SH – untuk jenis mesin kendaraan produksi (1980-1996)
  • SJ – untuk jenis mesin kendaraan produksi (1996 – 2001)
  • SL – untuk jenis mesin kendaraan produksi (2001 – 2004)
Perhatikan peruntukan pelumas, apakah digunaan untuk pelumas mesin bensin, atau diesel (2 tak atau 4 tak), peralatan industri, dan sebagainya. Untuk memilih kualitas pelumas yang cocok, kita dapat mengacu pada API Service (American Petroleum Institute), JASO (Japan Automotive Standard Association), ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d’ Automobiles), DIN (Deutsche Industrie Norm), dan lain-lain yaitu acuan untuk kerja (performance) pelumas berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh lembaga independen industri pelumas international.
Semua oli baik mineral maupun synthetic sama-sama ada standar APInya. Oli mineral biasanya dibuat dari hasil penyulingan sedangkan oli synthetic dari hasil campuran kimia. Bahan oli synthectic biasanya PAO (PolyAlphaOlefin). Jadi oli Mineral API SL kualitasnya tidak sama dengan oli Synthetic API SL.
Oli synthetic biasanya disarankan untuk mesin2 berteknologi terbaru (turbo, supercharger, dohc, dsbnya) juga yang membutuhkan pelumasan yang lebih baik (racing) dimana celah antar part/logam lebih kecil/sempit/presisi dimana hanya oli synthetic yang bisa melapisi dan mengalir sempurna. Oli synthetic tidak disarankan untuk mesin yang berteknologi lama dimana celah antar part biasanya sangat besar/renggang sehingga bila menggunakan oli synthetic biasanya menjadi lebih boros karena oli ikut masuk keruang pembakaran dan ikut terbakar sehingga oli cepat habis dan knalpot agak ngebul.
Berikut beberapa keunggulan oli synthetic dibandingkan oli mineral :
  • Lebih stabil pada temperatur tinggi
  • Mengontrol/Mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin
  • Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin
  • Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang berakibat kerusakan mesin
  • Tahan terhadapan perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis dan efisien
  • Mengurangi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin lebih dingin
  • Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak
Jadi untuk mesin yang diproduksi tahun 2001 keatas disarankan sudah menggunakan oli yang bertipe synthetic baik semi synthetic (campuran dengan mineral oil) atau fully-synthetic.
Note: Kalau untuk pemakaian sehari-hari cukup yang semi synthetic.
Oli untuk motor sampai saat ini belum dapat informasinya yang sudah API SL. Oli motor synthetic hampir semuanya baru SJ, kalo mineral mungkin baru SG/SH.

Mineral Oil :
  • Sprinta 2000 : SAE 20W-50, API SG
  • Evalube 4T : SAE 20W-50, API SF
  • Mesran Super : SAE 20W-50, API SG
  • Enduro 4T : SAE 20W-50, API SG
  • Penzoil Motorcycle 4T : SAE 20W-50, API SF
Oli yang bagus (biasanya synthetic) mampu memberikan lapisan film tipis yang pada komponen metal yang bergerak yang mana berguna untuk mengurangi gesekan komponen metal sehingga suara mesin jadi lebih halus dan tarikan lebih mantap.
Pada intinya milih oli hampir sama dengan milih bini (cocok2an) tapi ada garis besarnya yang bisa di-ikuti :
  1. Disarankan jangan menggunakan oli untuk mobil ke motor anda sebab ada bahan di-oli mobil yang harus dikurangi bahkan dihilangkan tetapi di motor harus agak banyak untuk meredam gesekan karena putaran mesin motor lebih tinggi dan lebih berat kerjanya.
  2. Motor tahun 2001 keatas disarankan menggunakan Oli API SG keatas misal API SH/SJ atau SL. SAE bisa 20w50 atau 10w40. Usahakan yang Semi Sintetik karena lebih licin sehingga bisa masuk kecelah2 metal mesin yang sempit dan tahan oksidasi sehingga kualitas oli tidak gampang rusak dan mesin jadi lebih bersih dan tentunya tarikan jadi lebih mantap.
Disarankan juga untuk menggunakan Pelumas yang memiliki dan mencantumkan Nomor Pelumas Terdaftar Untuk melindungi kepentingan masyarakat atas mutu pelumas yang beredar di dalam negeri pelumas sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1693.K/34/MEM/2001 tanggal 22 Juni 2002. Pelumas yang memiliki NPT adalah pelumas yang telah memenuhi persyaratan administratif dan teknis serta lulus uji laboraturium terakreditasi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal MIGAS. NPT dapat diidentifikasikan dengan 12 digit huruf dan angka Contoh : DEPTAMBEN RI NPT : AB25E4110199 atau DESDM RI NPT : AC66E1054104.
MITOS

Minimnya pengetahuan tentang perkembangan teknologi pelumas, menyebabkan timbulnya banyak mitos di masyarakat. Sebagai contoh, saat mengganti oli mesin … oli bekas berwarna hitam … sering dianggap
oli berkualitas buruk.
Padahal justru sebaliknya, perubahan warna oli menandakan bahwa oli telah bekerja dengan baik sebagai pelarut kotoran. Selanjutnya kotoran akan terbawa keluar pada saat pergantian oli dilakukan, karenanya
dinding mesin akan terbebas dari kerak.
Dilain pihak, apabila perubahan warna tersebut terjadi dalam kurun waktu yang sangat dekat (terhitung sejak saat pergantian pertama), itu menandakan kemungkinan adanya kerusakan komponen didalam mesin sehingga oli cepat teroksidasi.
Kita jangan bingung2, pake aja oli yang bagus (mungkin harus 2-4 kali coba baru dapet, kayak pacaran aja kalau cocok jadi bini). Kalau dilihat dibuku petunjuk motor hampir tidak disebutkan merk oli dan yang disebutkan hanya API SG 20w50 atau yang lebih baik. Jadi kalau anda pakai oli yang lebih baik kenapa takut garansi batal? Coba tanya ke staff AHASS hal ini, apa jawaban mereka?
Untuk mencoba oli baru bisa ikuti prosedur berikut :
  1. Sebelum ganti oli, coba bersihkan saluran bahan bakar dan kerak yang mungkin ada di mesin. Tidak  usah bingung, bisa pakai carburator cleaner yang dituang ke tangki misal merk STP. Lakukan tiga hari sebelum ganti oli dan motor dipakai seperti biasa dan kalau bisa kecepatan agak tinggi, ini untuk membersihkan saluran bahan bakar dan endapan karbon.
  2. Ganti oli dengan oli baru yang sesuai (jangan lupa ada JASO MA) termasuk filter olinya. Lakukan penggantian oli pada kondisi mesin panas agar oli lama keluar semua.
  3. Coba deh pakai selama seminggu ada perubahan yang enak gak? kalau nggak berarti olinya tidak cocok. Perubahannya : – Suara mesin jadi lebih halus, tarikan lebih ringan, tenaga lebih mantap.
Oli merk apapun kalau sudah mendapat sertifikasi API (SG/SH/SJ/SL) dan JASO MA berarti oli itu sudah memenuhi standar baku yang cukup bagus dan memenuhi semua unsur yang diperlukan oleh mesin. Masalahnya banyak oli di Indonesia tidak ada ada sertifikasi tersebut. Coba lihat kemasan oli anda, kalau tidak ada sertifikasi tersebut apakah anda rela mesin anda menderita sengsara dan akhirnya turun mesin bahkan ganti mesin?
Berikut contoh Jenis-jenis Oli yang umum dipakai dan peredarannya mudah didapat di bengkel-bengkel resmi penyalur oli:
Oli Repsol
  1. Repsol Moto Racing 4T 10W50 Semi Synthetic Oil Sertifikasi: API SJ; JASO MA
  2. Repsol Moto 4T 15W50 Mineral Oil
  3. Repsol Moto Sintético 4T 10W40 Semi Synthetic Oil Sertifikasi: API SG; JASO MA; Honda Specs.
Oli Shell 4T
  1. Shell Advance S4 SAE 10W-40, 15W-40, 20W-40, 20W-50, SAE 40 Mineral oil Sertifikasi: API SF; belum JASO MA menurut Shell Singapore () API SL; JASO MA menurut Shell USA ()
  2. Shell Advance SX4 SAE 10W-40, 15W-40, 15W-50 20W-50 Mineral oil
  3. Shell Advance VSX4 SAE 10W-40, 15W-50, 20W-40 Semi Synthetic oil Sertifikasi: API SL – JASO MA
  4. Shell Advance Ultra 4 SAE 10W-40, 15W-50 Synthetic oil Sertifikasi: API SG menurut Shell Singapore
    API SL – JASO MA menurut Shell USA
Rasanya untuk produk oli import musti cek kemasannya sebab walaupun kemasannya sama tapi sertifikasi beda. Jadi yang disana beli 35.000 kok disini murah cuman 25.000 ternyata beda sertifikasi. Waspadalah…!
Oli Top1

  1. SMO-MC SAE 20W-50 Semi Synthetic Sertifikasi: API..??
  2. EVOLUTION SAE 15W-50 Synthetic Sertifikasi: API SL
Oli Esso ada 4 tipe
  1. Esso 4T 20W-40, 20W-50 (recommended for engine <50cc) Mineral Oil Sertifikasi: API SF – JASO MA
  2. Esso 4T Power 10W-40, 15W-40, 15W-50, 20W-50 Mineral Oil Setifikasi: API SG – JASO MA
  3. Esso 4T Pace 10W-40 Semi Synthetic Oil Setifikasi: API SJ – JASO MA
  4. Esso 4T Gold 10W-40, 15W-50 and 20W-50 Synthetic Oil Setifikasi: API SJ, SH (15W-50) – JASO MA
Caltex
  1. Caltex Revtex Fully Synthetic 4T SAE 10W40,
  2. Caltex Revtex Semi-Synthetic 4T SAE 20W50,
  3. Caltex Revtex Super 4T SAE 10W40, 20W40, 20W50, Sertifikasi: API SG, JASO MA
  4. Caltex Revtex Plus 4T SAE 25W-40,
  5. Caltex Revtex 4T SAE 40, Sertifikasi: API SF, JASO MA
Mobil 1
  1. Mobil Super 4T SAE 15W-50, Seritifikasi: API SG, JASO MA
  2. Mobil Extra 4T SAE 10W-40
  3. Mobil Racing 4T SAE 15W-50 Sertifikasi: API SJ, JASO MA
OLI AGIP
  1. AGIP Super 4T MINERAL 15W-50
  2. AGIP TEC 4T SEMI-SINT. 15W-50
  3. AGIP Racing 4T SINT. 20W-50 Sertifikasi: API SJ
OLI MOTUL

  1. MOTUL 3000 4T MINERAL 20W-50
  2. MOTUL 5100 Ester SEMI-SINT. 15W-50
  3. MOTUL 300V competition SINT. 15W-50 Sertifikasi: API SG – JASO MA
Ternyata oli mineral gak cocok untuk motor baru, so yang pakai repsol moto 15W50 siap2 ganti aja Jangan Keliru Memilih Oli Mesin MINYAK pelumas atau oli tidak akan terpisahkan dengan mesin kendaraan bermotor. Tanpa oli, mesin rontok. Bila oli berkurang, komponen akan cepat aus akibat gesekan antara
kedua permukaan komponen. Karena itu, kelangsungan hidup mesin amat dipengaruhi oleh oli.
Makin besar kerja mesin, makin penting peran oli. Hal serupa juga terjadi pada sepeda motor, terutama di kota-kota besar, di mana lalu-lintas cenderung macet, ruwet, dan suhu kian panas. Mengingat penting dan peranannya, oli menjadi ladang bisnis menggiurkan paling tidak tiap 2.000 km sampai 5.000 km– oli harus diganti. Berbagai merek dan jenis oli pun bermunculan di pasaran. Mulai dari oli biasa (konvensional)
yang disebut pelumas mineral, sampai oli sintetis dan semi sintetis. Perbedaan ketiga jenis oli ini, bisa dilihat dari komponen dan unsur di dalamnya. Pelumas konvensional, umumnya terdiri atas 90% minyak dasar (crude oil), hasil penyulingan minyak bumi, ditambah 10% campuran bahan kimia aditif guna meningkatkan kinerjanya.
Bahan kimia yang dipakai sebagai campuran biasanya detergen (pembersih), antioksidasi dan Index Viscosity Imorover (campuran peningkat kekentalan). Penggabungan unsur-unsur itu membentuk oli yang mampu melumasi mesin. Pelumas sintetis, sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan-bahan aditif. Jumlahnya menentukan jenis oli sintetisnya. Oli sintetis penuh (full synthetic oil) mengandung 100%
bahan aditif, yaitu minyak dasar bahan kimia yang bukan dihasilkan dari penyulingan minyak bumi.
Sedangkan oli semi sintetis pelumas yang dibuat dengan menggunakan minyak dasar bahan kimia dicampur minyak mineral.
Mengingat proses pengolahannya tidak lagi mengandalkan minyak dasar, bahan kimia yang banyak  diaplikasi sebagai pengganti antara lain ester asam berbasa dua, ester organo fosfat, ester-silikat, glicol-polialkilena, silikon, klorida sert fluor hidrokarbon.
Mengingat bahannya masih alami, oli mineral amat cocok untuk motor motor lawas, seperti Honda C-70, Honda C-90Z, Supercup, Astrea 800, Yamaha V-75, Suzuki Crystal, Binter Mercy, dan sebagainya. Kelebihannya, oli tak mudah menguap saat mesin ada pada temperatur ideal, sehingga jeroan yang sudah aus tidak bertambah parah.
Untuk mesin motor baru seperti Honda Supra, Karisma, Astrea Impressa, Yamaha F1-Z, RX-King, RX-Z, Kawak Ninja, Yamaha Vega, Yupiter, Kawak Kaze, Suzuki Shogun, dan sebagainya, bisa memakai oli semi-sintetis. Perpaduan unsur mineral dan kimia, mampu menjaga kondisi mesin tetap prima, tanpa meninggalkan kemampuan untuk melindungi komponen dalam mesin.
Sedangkan oli full synthetic sangat cocok dipakai pada motor balap yang mesinnya terus menerus digeber pada putaran (rpm) tinggi. Oli ini mampu melumasi seluruh bagian mesin sampai di sela-sela kecil sekalipun. Tingkat kekentalannya pun stabil meski dalam kondisi ekstrem, dan mampu menjaga mesin meski pada suhu tinggi. Klasifikasi oli sintetis tidak berbeda dengan oli biasa. Pelumas sintetis mempunyai jenis klasifikasi tingkat kekentalan tunggal (single grade), misalnya SAE 20, SAE 40 dan SAE 50.
Ada juga jenis klasifikasi tingkat kekentalan jamak (multigrade) antara lain SAE 15W-50 atau SAE 20W-50. Bahkan, pada aplikasi motor balap atau mesin berteknologi mutakhir, tingkat kekentalannya sering dibuat sangat ekstrem, misalnya SAE 5W-50, SAE 10W-60. Mengingat oli sintetis memiliki banyak keunggulan dan
proses pembuatannya lebih rumit dibanding oli biasa, harganya pun relatif mahal. Nah, untuk memilih oli yang pas, sesuaikan dengan kebutuhan mesin motor Anda.

Dikutip dari : http://yvcdepok.wordpress.com

Jumat, 08 Januari 2010

Rumus Bangun Ruang - Matematika

Rumus Kubus
- Volume : Sisi pertama dikali sisi kedua dikali sisi ketiga (S pangkat 3)
Rumus Balok
- Volume : Panjang dikali lebar dikali tinggi (p x l x t)
Rumus Bola
- Volume : phi dikali jari-jari dikali tinggi pangkat tiga kali 4/3 (4/3 x phi x r x t x t x t)
- Luas : phi dikali jari-jari kuadrat dikali empat (4 x phi x r x r)
Rumus Limas Segi Empat
- Volume : Panjang dikali lebar dikali tinggi dibagi tiga (p x l x t x 1/3)
- Luas : ((p + l) t) + (p x l)
Rumus Tabung
- Volume : phi dikali jari-jari dikali jari-jari dikali tinggi (phi x r2 x t)
- Luas : (phi x r x 2) x (t x r)
Rumus Kerucut
- Volume : phi dikali jari-jari dikali jari-jari dikali tinggi dibagi tiga (phi x r2 x t x 1/3)
- Luas : (phi x r) x (S x r)
- S : Sisi miring kerucut dari alas ke puncak (bukan tingi)
Rumus Prisma Segitiga Siku-siku
- Volume : alas segitiga kali tinggi segitiga kali tinggi prisma bagi dua (as x ts x tp x
1. Bangun Ruang Sisi Lengkung
a. Tabung (Silinder )
Dalam tabung (silinder) berlaku rumus-rumus:
i. d = 2r atau r = ½ d
ii. La= Lb= πr 2 = ¼d2
iii. L s= 2πrt = πdt
iv. L p= L a+ Lb + L s= 2πr (r + t) = π d (d + t)
v. V= Lb t = L a t = π r 2 t
dengan:
r = jari-jari atas/alas tabung
d = diameter atas/ alas tabung
t= tinggi tabung
La = luas bidang atas tabung
Lb = luas bidang bawah/ alas/ dasar tabung
Ls = luas selimut/ selubung tabung
Lp= luas permukaan tabung
V = volume/ isi tabung
b. Kerucut
Dalam kerucut berlaku rumus-rumus:
i. d = 2r atau r = ½ d
ii. p2= t 2+ r 2
iii. Lb= πr 2 = ¼πd2
iv. L s= πrp = ½πdp
v. L p= Lb + L s= πr (r + p) =½ πd (d + p)
vi. V = π/3 r 2 t
vii. φ = r/p x 360
dengan:
r= jari-jari alas kerucut
d= diameter alas kerucut
t = tinggi kerucut
p = panjang garis pelukis atau apotema
Lb = luas bidang bawah/ alas/ dasar kerucut
Ls = luas selimut/ selubung kerucut
Lp = luas permukaan kerucut
V = volume/ isi kerucut
φ = sudut pusat rebahan
c. Kerucut Terpancung
Dalam kerucut terpancung berlaku rumus-rumus:
i. d1 = 2r1 atau r1 = ½ d 1
ii. d2 = 2r2 atau r2 = ½ d 2
iii. Lb= πr 12 = ¼ πd12
iv. La= πr 22 = ¼ πd22
v. L s= πp (r 1+ r 2)= ½πp (d1+ d2)
vi. L p= Lb + La+ L s= πp(r 1+ r 2) + π p(r 12+ r 22)
vii. V = π/3 t (r1 2+ r22 + r 1r2)
dengan:
r1 = jari-jari bidang alas/ dasar/ bawah kerucut terpancung
d1 = diameter bidang alas/ dasar/ bawah kerucut terpancung
r2 = jari-jari bidang atas kerucut terpancung
d2 = diameter bidang atas kerucut terpancung
t = tinggi kerucut terpancung
p = panjang garis pelukis atau apotema kerucut terpancung
Lb = luas bidang bawah/ alas/ dasar kerucut terpancung
La = luas bidang atas kerucut terpancung
Ls = luas selimut/ selubung kerucut terpancung
Lp = luas permukaan kerucut terpancung
V = volume/ isi kerucut terpancung
d. Bola
Dalam bola berlaku rumus-rumus:
i. D = 2R atau R= ½ D
ii. d = 2r atau r = ½ d
iii. R2 = h2+ r 2
iv. Lt = 2πRt = πDt
v. L p= 4πR 2= πD2
vi. V = 4π/ 3 R3= π/ 3D3
vii. Vt= πt2 (3R- t)
dengan:
R = jari-jari bola
D = diameter bola
r = jari-jari bidang lingkaran
d = diameter bidang lingkaran
h = jarak pusat bola ke bidang lingkaran
t = jarak dari pusat bidang lingkaran ke kulit bola
Lp = luas permukaan bola
Lt = luas bidang lengkung tembereng
V = volume/ isi bola
Vt = volume/ isi tembereng bola
2. Bangun Ruang Sisi Datar
a. Kubus
Dalam kubus berlaku rumus:
ds= a √2
dr= a √3
Lp= 6 a 2
V = a^ 3
dengan:
a = panjang rusuk kubus
ds = panjang diagonal sisi kubus
dr = panjang diagonal ruang kubus
Lp = luas permukaan kubus
V = volume/ isi kubus
b. Balok
Dalam balok berlaku rumus-rumus:
d1= √ (p2 + l2)
d2= √ (p2 + t2)
d3= √ (l2 + t2)
dr= √ (p2 + l2+ t2)
Ls= 2 (p + l )t
Lp= 2 (pl + pt + lt)
V = plt
dengan :
p = panjang balok
l = lebar balok
t = tinggi balok
d1 = panjang diagonal sisi alas/ atas
d2 = panjang diagonal sisi depan/ belakang
d3 = panjang diagonal sisi samping kiri/ kanan
dr = panjang diagonal ruang balok
Ls = luas selimut/ selubung balok
Lp = luas permukaan balok
V = volume/ isi balok
c. Prisma Tegak
Dalam prisma tegak berlaku rumus-rumus:
Luas selimut/ selubung prisma tegak = keliling alas x panjang rusuk tegak
Luas permukaan prisma tegak
Luas permukaan prisma tegak =
luas selimut + luas bidang alas + luas bidang atas
= luas selimut + 2 x luas bidang alas
= luas selimut + 2 x luas bidang atas
Volume prisma tegak= luas bidang bawah/ alas/ dasar x panjang rusuk tegak (tinggi)
= luas bidang atas x panjang rusuk tegak (tinggi)
d. Limas (Piramida)
Dalam limas (piramida) berlaku rumus-rumus:
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah sisi tegak = luas alas + n x luas sisi tegak
Lp = Lb + n x L
Volume limas = 1/3 luas alas x tinggi
V = 1/3 Lb x t

SEJARAH BAJA

Baja dan Besi sampai saat ini menduduki peringkat pertama logam yang paling banyak penggunaanya, besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar karbon lah yang membedakan besi dan baja, penggunaan besi dan baja dewasa ini sangat luas mulai dari perlatan yang sepele seperti jarum, peniti sampai dengan alat – alat dan mesin berat. Artikel ini akan mengupas sedikit mengenai sejarah dan proses pembuatan baja.
Seluruh tulisan di oke.or.id dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Diperbolehkan untuk mengedit , mengubah dan menerbitkan ulang dengan syarat tetap menyertakan atribut penulis dan oke.or.id. Untuk Tujuan komersial harap menghubungi penulis atau oke.or.
• Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
• Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
• Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
• Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
• Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
• Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
• Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
• Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
• 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
• 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.
bijih besi antara lain :
• Hematite - Fe2O3 - 70 % iron
• Magnetite - Fe3O4 - 72 % iron
• Limonite - Fe2O3 + H2O - 50 % to 66 % iron
• Siderite - FeCO3 - 48 % iron
Pemurnian Besi
• Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi.
• Cara tradisional : blomery, pada proses ini bijih besi dibakar dengan charcoal, dimana banyak mengandung carbon sehingga terjadi pengikatan oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan karbondiokasida dan karbon monoksida yang terlepas ke udara, sehingga besi murni didapat dan dikeluarkan dari dapur,kekurangnya tidak semua besi dapat melebur sehingga terbentuk spoge, spoge berisi besi dan silica.
• Proses lebih modern adalah dengan blas furnace, blast furnace diisi oleh bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang terbuat dari coal) dan limestone (CaCO3). Angin secara kencang dan kontinu ditiupkan dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah, cairan besi yang keluar ditampung dan disebut dengan pig iron.

PROSES PEMBUATAN BAJA
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
1. proses konvertor
terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
• Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
• Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
• Kembali ditegakkan.
• Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
• Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
• proses Bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
• proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
2. proses Siemens Martin
menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah :
a. memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
b. sebagai Fundamen/ landasan dapur
c. menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
• Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
• besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
3. proses Basic Oxygen Furnace
• logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
• Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
• ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
• BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
• Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
• Tidak perlu tuyer di bagian bawah
• Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
• Biaya operasi murah
4. proses dapur listrik
temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
• Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
• Temperatur dapat diatur
• Efisiensi termis dapur tinggi
• Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
• Kerugian akibat penguapan sangat kecil
5. proses dapur kopel
mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
• pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
• Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
• kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
• besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
• 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
6. proses dapur Cawan
• Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
• kemudian dapur ditutup rapat.
• Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
• Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan
Klasifikasi baja
1. Menurut komposisi kimianya:
a. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu;
• Baja karbon rendah (low carbon steel)  machine, machinery dan mild steel
- 0,05 % - 0,30% C.
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:
- 0,05 % - 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.
- 0,20 % - 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.
• Baja karbon menengah (medium carbon steel)
- Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
- Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:
- 0,30 % - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
- 0,40 % - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.
- 0,50 % - 0,60 % C : hammers dan sledges.
• Baja karbon tinggi (high carbon steel)  tool steel
- Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % - 1,50 % C
Penggunaan
- screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.
b. Baja paduan (alloy steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)
2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel) dan high speed steel.
• Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
• High Speed Steel (HSS)  Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % - 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.
Baja Paduan dengan Sifat Khusus
1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain:
• Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
• Tahan temperature rendah maupun tinggi
• Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
• Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
• Tahan terhadap oksidasi
• Kuat dan dapat ditempa
• Mudah dibersihkan
• Mengkilat dan tampak menarik
2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
3. Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang diberikan antara lain:
a. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
b. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.
c. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
d. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
e. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.
Klasifikasi lain antara lain :
a. Menurut penggunaannya:
• Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 % C.
• Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.
b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
• Baja tahan garam (acid-resisting steel)
• Baja tahan panas (heat resistant steel)
• Baja tanpa sisik (non scaling steel)
• Electric steel
• Magnetic steel
• Non magnetic steel
• Baja tahan pakai (wear resisting steel)
• Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
3. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
4. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
5. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
1. Baja kualitas biasa
2. Baja kualitas baik
3. Baja kualitas tinggi


Copyright © 2006 Oke.or.id